Perjuangan Desa Di Bantul Untuk Bertani Organik
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  

Pemerintah Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, daerah Istimewa Yogyakarta berusaha menggalakkan sistem pertanian organik. Berada di tempat pinggiran perkotaan, usaha mengajak bertani, apalagi tanpa memakai pestisida, menjadi galat satu tantangan.

Desa Panggungharjo mencoba mengampanyekan pangan sehat dengan menghasilkan beras sehat lewat pengelolaan tanah kas desa. Tanah kas desa tersebut dikelola dengan tenaga petani pada bawah pengelolaan Badan usaha Milik Desa (BUMDes) panggung Lestari Desa Panggungharjo.

kalau kami menyebutnya pertanian ramah lingkungan. Desa ini berada di pinggiran perkotaan (berbatasan dengan Kota Yogyakarta), terdapat pula titik yang terdapat limbah, termasuk limbah air,” istilah Eko waktu ditemui pada Balai Desa Panggungharjo, Senin (14/1/2019).

sejak mengawali dari setahun lalu, huma yg tergarap terdapat lebih kurang 1.100 meter persegi. seluruh huma ditanami padi dengan tenaga lima petani. Pertanian tersebut digarap tanpa obat-obatan pestisida.

Eko berkata, pupuk yg dipergunakan dari dari berbagai sampah organik pada desa tadi. Selain itu, hama yg umumnya menghinggapi etude house tanaman diusir tanpa obat-obatan, namun menggunakan butir maja hingga daun sirih. di samping itu, tumbuhan padi juga lebih banyak tumbuh anakan dibanding sistem pertanian yg lain.

“Keong yg ada pada sawah sebagian menduga menjadi hama. akan tetapi keong itu bisa dijadikan MOL atau mikroba organisme lain, menjadi bahan dasar pupuk,” tutur Eko.

Eko juga mengatakan yang akan terjadi panen yg didapat relatif signifikan. Jika pertanian sistem konvensional, pada hal ini memakai obat-obatan serta pestisida, mampu menghasilkan lima sampai enam ton gabah per hektar, sedangkan sistem pertanian organik mampu membentuk hingga tujuh ton gabah per hektar.

akibat pertanian tanpa bahan kimia tersebut kemudian diwujudkan menjadi beras buat dijual di supermarket desa setempat. Beras yg dijual tadi diberi nama beras sehat panggung lestari (Bestari).

“Penjualan ini dikelola grup PKK. (Tujuan) pasarnya warga desa. Harga berasnya 12 ribu rupiah per kilogram. Selisih sedikit menggunakan beras biasa yg dijual 10 ribu rupiah per kilogram,” ungkapnya.

menyebarkan huma Pertanian

Eko mengatakan, pemerintah desa akan berusaha menambah luas huma yg dikelola untuk pertanian organik itu. beliau memperkirakan, sistem pertanian itu akan dilakukan di huma seluas sampai tiga,5 hektar. seluruh huma akan memakai tanah kas desa.

“Ini supaya tanah kas desa tidak hilang dan tetap terjaga lestari dengan pertanian,” jelas Eko.

berdasarkan dia, tidak seluruh petani pada desanya mengakibatkan pertanian sebagai mata pencaharian utama. karena, desa tadi termasuk kategori sub urban ditandai banyaknya rakyat pendatang yg masuk dan menempati berbagai perumahan di tempat itu.

tidak hanya itu, para petani akhirnya menentukan pertanian menjadi sampingan dengan pekerjaan primer sebagai buruh.

“Petani terdapat, akan tetapi bukan pemilik huma. Petani yg mempunyai lahan, tidak lebih berasal satu hektar,” ungkapnya.

berdasarkan Eko, saat ini pihaknya hendak memberikan model lebih dulu bahwa sistem organik bisa menyampaikan akibat lebih baik.

“Ini rekayasa sosial menggunakan membentuk model. rencana nanti akan ada tempat ramah lingkungan. Mulai terdekat dulu, merambah ke lahan pertanian lain,” pungkas Eko.


1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

FavoriteLoadingFavorit

Tentang penulis