Desa Wisata Pertanian Ramah lingkungan Solusi Kelangkaan Pangan
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  
Petani ialah pahlawan pangan yang tetap bekerja tidak kenal lelah dalam syarat apapun. Pandemi Covid-19 tidak menyurutkan semangat petani buat mengelola lahannya demi menghasilkan panen terbaik. misalnya, petani di Desa Tawangargo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur yang mengusahakan aneka sayuran lokal dengan menerapkan budidaya ramah lingkungan.

Hamparan kurang lebih 472 hektare pada desa wisata tersebut ditanami beraneka sayuran kurang lebih 50 jenis, secara rutin didistribusikan ke pasar-pasar induk pada Malang, Surabaya, dan kota besar lainnya. Demikian jua buat tujuan pemasaran di pasar swalayan.

Produk yang dihasilkan diantaranya komoditas strategis mirip bawang merah, bawang putih, cabai. hasil lainnya berupa sayuran segar dan sehat seperti lettuce, kubis, bunga kol, brokoli, bawang prei, seledri, andewi, sawi daging serta manis, kale, tomat, baby buncis, jagung anggun, mentimun, bit, dan bayam merah.

galat satu grup tani (Poktan) andalan yang terbilang relatif maju, mampu menerapkan budidaya sayuran ramah lingkungan pada wilayah tersebut, yaitu Poktan Tani Mulya beranggotakan 35 orang petani. kelompok ini digerakkan oleh dua pelopor yaitu Abah Jono sebagai koordinator Poktan serta Abah Mujib sebagai konseptor desa ramah lingkungan.

Penerapan budidaya ramah lingkungan pada desa itu terutama pada hal penggunaan pupuk organik sinkron anjuran, pemakaian doa zakat fitrah pupuk biologi serta pengendalian hama penyakit sesuai konsep Pengendalian Hama Terpadu (PHT).

Upaya ini sudah diadopsi oleh poktan lain pada desa tadi, sehingga penerapannya semakin meluas. Akhirnya Dari tahun 2019, Pemerintahan Desa Tawangargo mencanangkan daerahnya menjadi desa wisata yg mengusung tema “Pertanian Ramah Lingkungan”.

Sukses ini tidak lepas asal kerjasama seluruh komponen dengan niat dan tekad memperbaiki perilaku petani pada berbudidaya melalui pendampingan dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur pada awal tahun 2011 pada program MP3MI (model Pembangunan Pertanian Pedesaan Melalui inovasi) asal Badan Litbang Pertanian. Peneliti BPTP Jawa Timur yang memandu artinya Ir. Baswarsiati MS dan Yuwoko SP, dibantu PPL serta POPT dan Muspika Kecamatan Karangploso yang dilaksanakan Dari tahun 2011 hingga 2013 di desa tadi.

program dilaksanakan melalui bimbingan pada enam Poktan peserta di desa Tawangargo menggunakan materi berbagai penemuan teknologi menjadi wahana dalam penerapan budidaya ramah lingkungan sampai penanganan pasca panen sesuai GAP (Good Agricultural Practices) serta GHP (Good Handling Practices). Secara partisipatif, Poktan menghasilkan demplot tematik dalam bentuk hamparan di masing-masing wilayahnya.

pada program tadi, Poktan Tani Mulya sukses memperoleh Sertifikat Prima tiga buat sayuran baby buncis, sawi daging, jagung anggun dan mentimun. Sertifikat Prima tiga dikeluarkan sang Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur yang menyatakan bahwa produk sayur tersebut sudah dikembangkan menggunakan penerapan budidaya ramah lingkungan yang lahannya teregistrasi, dan produknya aman dikonsumsi.

akibat acara MP3MI hingga kini sangat dirasakan kegunaannya. Petani terus menerapkan sistem ini, bahkan sebagian mulai menunjuk ke pertanian organik. Hal ini akan mempertinggi jumlah desa yang mengadopsi pertanian ramah lingkungan. Petani-petani tadi memiliki prinsip unik yaitu lebih baik tidak mengaplikasikan pupuk kimia, asalkan dipenuhi pupuk organik sehingga mengklaim kualitas yang akan terjadi produk sayurannya.

Harapannya, semakin banyak tumbuh “Desa Tawangargo” lain di wilayah Jawa Timur di tengah kelangkaan pangan akibat pandemi Covid-19 ini, yaitu desa yang mengedepankan prinsip pertanian ramah lingkungan buat menghasilkan produk sayuran yg safety serta sehat buat dikonsumsi rakyat.


1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

FavoriteLoadingFavorit

Tentang penulis