•  
  •  
  •  
  •  
  •  
Empat tahun lalu, ekonomi Desa Denai lama di Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, hanya ditopang pertanian sawah. sekarang, desa itu menjadi desa wisata yg menyejahterakan ratusan keluarga menggunakan omzet kurang lebih Rp 560 juta setiap bulan. kabar baik ini diharap dapat terus berlanjut meskipun pandemi di Indonesia sekarang tengah mengganas pulang.

Suasana Desa Denai usang terasa menenangkan dengan hamparan sawah yang hijau, Rabu (9/6/2021). masyarakat bersama perangkat desa sedang sibuk mempersiapkan acara kunjungan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno dan Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi.

Desa yg berjarak sekitar 7 kilometer asal Bandara Kualanamu itu dikunjungi karena menjadi keliru satu kandidat bertenaga pemberian Desa Wisata Indonesia 2021. Pariwisata pada desa itu memang sangat maju dalam empat tahun belakangan ini. Sejumlah destinasi berbasis agrowisata, edukasi, kesenian, dan kebudayaan dibangun di desa itu.

waktu ini pariwisata menghidupi kurang lebih 120 famili secara pribadi. masyarakat sebagai pedagang, usaha makanan, perajin, seniman, dan penyedia jasa wisata,” istilah ketua Desa Denai usang Parnu.

Sebelumnya famili kami hanya petani sawah. Pariwisata pada desa kami sangat membantu ekonomi keluarga (Tukini)

Agrowisata Palo Naga berada di tengah hamparan sawah pada Desa Denai usang, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Rabu (9/6/2021).

Sebelum tahun 2017, ungkap Parnu, ekonomi Denai lama hanya bergantung pada sawah. beliau beserta warganya, Irwanto (42), kemudian menggagas desa wisata buat mempertinggi ekonomi desa. ketika itu, poly masyarakat yang ragu sebab desa itu tidak dikenal orang. tetapi, Parnu yakin pariwisata desa itu bisa berkembang menggunakan modal suasana desa yang asri, hamparan sawah, yang akan terjadi kerajinan tangan, dan terutama kegiatan kesenian yg sudah maju di Sanggar lingkaran yg digagas Irwanto.

Mereka kemudian menciptakan sejumlah destinasi yakni Agrowisata Palo Naga, Kafe Baca, dan sentra kerajinan piring lidi, batik pewarna alami, serta kain ecoprint. Destinasi-destinasi itu dikelola sang badan perjuangan milik desa (Bumdes) yg sekarang dipimpin Irwanto.

Destinasi pertama yg dibangun pada desa itu adalah Agrowisata Palo Naga yang adalah sentra makanan serta pertunjukan seni pada tengah hamparan sawah. asal jalan utama desa, wisatawan berjalan kaki sekitar 500 meter menggunakan pemandangan hamparan sawah yang hijau. di pintu masuk pusat kuliner itu, wisatawan mampu menukarkan uang dengan koin kayu senilai Rp 2.000 per keping.

di agrowisata itu, wisatawan dapat membeli banyak sekali jenis makanan, suvenir, dan produk lainnya dengan koin tersebut. pada sana harga ban fdr terdapat puluhan pedagang makanan yang menjual aneka macam jenis kuliner seperti nasi bakar, mi, getuk, tiwul, serta berbagai jajanan lainnya.

Koin kayu senilai Rp dua.000 per keping dipergunakan untuk berbelanja pada Agrowisata Palo Naga, Desa Denai lama , Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Rabu (9/6/2021).

kuliner itu mampu dinikmati di daerah makan yg sudah disediakan menggunakan latar pemandangan sawah yg indah . di akhir pekan, para artis dari Sanggar bundar pula tampil menggunakan tarian, musik tradisional, dan pertunjukan cerita rakyat. Nama Palo Naga sendiri diambil dari cerita masyarakat di desa itu yang berkisah tentang awal mula desa berdiri Sejak tahun 1950.

Tukini (47), pedagang nasi bakar di agrowisata itu, mengatakan, dia mampu menjual 400 porsi nasi bakar setiap pekan menggunakan harga Rp 8.000 per porsi. menggunakan omzet kurang lebih Rp tiga,dua juta per pekan, ekonomi keluarganya pun semakin baik. Hal yang sama jua dirasakan pedagang lainnya.

“Sebelumnya famili kami hanya petani sawah. Pariwisata pada desa kami sangat membantu ekonomi keluarga,” istilah Tukini.

Destinasi lainnya yakni Kafe Baca yang menyatu menggunakan Sanggar bundar. Suasana kafe sangat asri. Meja dan kursi hampir semuanya terbuat asal bambu dan kayu yang berada pada bawah pepohonan rindang. di sana terdapat beberapa rak buku yg sebagian akbar bertema kuliner, seni, kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan pariwisata. Kafe itu menyediakan menusajian mirip minuman kopi, teh, juz, dan aneka macam jenis kuliner.

kelompok musik tradisional Melayu bermain di Kafe Baca pada Desa Denai usang, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Rabu (9/5/2021).

Sanggar bundar jua menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Pekerja pada kafe itu juga artinya anak-anak sanggar. di kafe itu, pengunjung juga bisa menyaksikan anak-anak desa belajar musik, tari tradisional, atau pertunjukan teater. Para pengunjung pula bisa ikut belajar berkesenian.

Setiap akhir pekan, anak sanggar juga tampil pada kafe itu. Anak-anak sanggar yang tampil pada kafe atau di agrowisata kini pula mendapat gaji asal Bumdes. grup musik Melayu menggunakan indera musik tradisional seperti rebana, akordeon, dan biola jua menemani wisatawan pada kafe.

pada kafe ini tidak disediakan Wi-Fi karena kami ingin mengajak pengunjuk di suasana hangat buat membaca kitab , mengobrol, bersilaturahmi, serta menikmati kesenian,” istilah Irwanto.

Perajin

Suvenir di desa wisata Denai usang semuanya diproduksi oleh warganya. Melihat minat wisatawan yang semakin akbar, mereka belajar membuat berbagai jenis kerajinan tangan.

Sri Wahyuni (35) beserta beberapa orang anggota kelompoknya membentuk piring berasal anyaman lidi sawit. Mereka pun mampu menjual piring anyaman 3 lusin per pekan dengan harga Rp 120.000 per lusin. “Ini galat satu suvenir favorit yang dibeli wisatawan. Kami masih berusaha menaikkan produksi supaya mampu memenuhi permintaan,” ucapnya,

Menteri Pariwisata serta Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno beserta Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi mengunjungi desa wisata Denai lama , Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Rabu (9/5/2021).

Selain itu, terdapat jua Juliana (47), perajin batik pewarna alami serta kain ecoprint. Awalnya kain yg beliau hasilkan hanya dibeli oleh wisatawan. selesainya dipasarkan lewat media umum serta dipromosikan oleh pengunjung, produksinya pun kini bisa dijual ke rakyat awam.

Juliana menjual kain produksinya menggunakan harga Rp 750.000 sampai Rp 1,5 juta per lembar. “saat ini aku bisa menjual 40 lembar kain per bulan,” ucapnya.

Bupati Deli Serdang Ashari Tambunan mengatakan, Desa Denai lama sangat berpotensi buat dikembangkan sebab sangat dekat dengan Bandara Kualanamu. “Kualanamu ialah pintu masuk wisatawan ke Sumut. Ke depan, desa ini menargetkan kunjungan para wisatawan yang hendak ke Danau Toba atau destinasi lainnya,” pungkasnya.

Ashari mengatakan, kunjungan ke Denai usang terus meningkat. tetapi, mereka masih membatasi jumlah pengunjung sebab masih pandemi Covid-19. Protokol kesehatan pun diterapkan secara ketat pada semua destinasi.

dari Sandiaga, konsep wisata Desa Denai lama yang memadukan agrowisata, edukasi, kebudayaan, dan kampanye membaca sangat cantik untuk dikembangkan. “Konsep ekonominya pula sangat berkeadilan, yakni menghidupkan ekonomi rakyat desa yang seluas-luasnya,” ujar Sandiaga.

Sandiaga menyebut, ada sekitar 500 desa wisata yg akan dikembangkan secara nasional. Desa Denai lama pun sebagai salah satu model konsep wisata berkeadilan yang perekonomiannya mampu dinikmati eksklusif sang masyarakatnya.

saat ini, saat pandemi mengganas kembali pada Indonesia, bisa jadi aktivitas wisata pada Denai usang turut terganggu. dibutuhkan daya lenting warga desa buat bertahan tetap bertenaga laksana baja. bantuan dan dukungan asal pemda serta pusat pula diharap tidak putus agar Denai usang terus berkibar menyejahterakan warganya.

 


1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...

FavoriteLoadingFavorit

Tentang penulis