Screenshot 2016-05-26 20.56.22
  •  
  •  
  •  
  •  
  •  

Kebumen (30/3/16). Ketika saudara tinggal dan sering terlibat dalam urusan pemerintahan terlebih berkaitan dengan pembangunan kecamatan di Kebumen Jawa Tengah, tentu sangat tidak asing mendengar nama camat yang satu ini. Beliau sering disebut-sebut orang karena banyak hal yang patut ditauladani. Terutama dalam menyiapkan hal-hal berkaitan dengan anggaran publik yang biasa menjadi kecamatan no 1 diantara kecamatan yang lainnya yang sudah selesai sehingga dana APBDes-pun paling awal dicairkan.

Orangnya yang sangat aktif, punya semangat yang ekstra, rilek, rajin mendampingi desa-desa agar kerja bisa optimal. Bahkan tanpa pemberitahuan sebelumnya kepada desa yang dikunjungi. Kalau memberi materi kuat lama sekali meskipun tanpa teks dan itu mengandung point penting-penting yang tiada habisnya. Para peserta yang mendengarkanpun semangat mengikutinya. Siapa lagi kalau bukan Camat Mirit, Kebumen yang bernama Akhmad Ngaisom.S.Sos. Mau tahu lebih lengkapnya mari kita baca tentang beliau dengan berbagai ide baiknya.


Akhmad Ngaisom.S.Sos merupakan Camat di Kecamatan Mirit Kebumen yang sudah menjabat 3 tahun sejak bulan Januari 2013 hingga kini.Sejak lulus SMA beliau sudah bekerja mengabdi kepada pemerintah Kebumen tahun 1985 – 1987. Karirnya sebagai pegawai pemerintah dimulai sebagai staf Kawedanan Kebumen yang berkantor di daerah Kecamatan Pejagoan tahun 1987. Kemudian menjadi kasi IV di Kecamatan Ambal.Dilanjutkan menjadiSekretaris Kecamatan Bulus Pesantren, kemudian menjadi camat Karanggayam Kebumen 1 tahun. Setelah itubeliau diamanahi sebagai Kabag Umum Sekretaris DPRD Kebumen. Baru tahun 2013 beliau diamanahi menjadi Camat Mirit.

Meskipun lulus SMA beliau sudah disibukkan dengan kerjanya, ternyata itu juga tidak mematahkan semangatnya untuk melanjutkan pendidikan. Belajar sambil bekerja terus beliau tekunihingga akhirnya bisa lulus S1dan mendapatkan gelar sarjana sosial.
Padangan soal birokrasi

Menurut Camat Miritini, birokrasi antara zaman dahulu dimasa orde baru dibandingkan jaman reformasi birokrasi saat ini memang sangat berbeda. Pada saat sebelum reformasi birokrasi itu kebanyakan kerja-kerja pemerintah itu lebih bersifat top down, dari atas kebawah. Tapi disaat pemerintahan reformasi birokrasi saat ini, pemerintah ditingkat bawah juga dituntut untuk lebih inovatif untuk bisa membawa berbagai hal positif untuk pembangunan negeri ini. Kerja-kerja pemerintah bukan hanya semata-mata menunggu perintah pemerintahan yang lebih tinggi.Tapi biarpunberasal dari pemerintah tingkat bawah jika kerja-kerjanya baik juga bisa dikembangkan untuk mendorong keberhasilan pembangunan. Bisa dicontoh di berbagai daerah yang lainnya maupun dicontoh secara nasional.

Untuk melakukan reformasi birokrasi, ditingkat nasional saat ini yang namanya partai politik tidak hanya dibatasi tiga partai seperti zaman orde baru. Jadi tentunya dengan berbagai partai yang muncul juga semakin menambah keanekaragaman dan peluang aspirasi masyarakat dalam membangun Negara bisa tertampung. Tapi hal ini juga tidak lepas dengan kesungguhan masyarakat dan stakeholder yang ikut mendukungnya. Faktor berikutnya saat ini juga sudah banyak muncul berbagai peraturan nasional, peraturan daerah dan berbagai revisi produk undang-undang yang digedok.Tentunya untuk mensukseskan reformasi birokrasi ini juga banyak membutuhkan partisipasi dari semua elemen.Baik dari kalangan pemerintah, masyarakat maupun komponen Negara yang lainnya agar sesuai dengan yang dicita-citakan bangsa.

Untuk mencapai keberhasilan pemerintahan yang sesuai dengan reformasi birokrasi tentu tidak lepas dari respon dari internal pemerintah sendiri. Di Era reformasi birokrasi,pemerintah itu merupakan pelayan masyarakat bukan penguasa. Maka dari internal pemerintah sendiri juga harus menyadari, memahami dan berupaya menjalankan mindset tersebut sebaik-baiknya. Meskipun sebagai manusia tentu juga tidak lepas dari kesalahan dan kekurangannya. Tapi hal ini diharapkan bukan menjadi alasan pegawai pemerintah untuk tidak menjalankan kerja dengan sebaik-baiknya.

Apalagi saat ini merupakan era otonomi daerah dan era keterbukaan informasi publik tentunya untuk mengatur pemerintah bukan hanya hak dari birokrasi sendiri. Tapi, juga harus melibatkan pihak ketiga, baik legislative dan berbagai stakeholder yang terkait. Masyarakat saat ini juga berhak berpartisipasi dalam berbagai pembangunan dan tahu akan berbagai informasi publik. Pemerintah juga dituntut untuk memberikan informasi kepada masyarakat luas akan berbagai informasi publik yang diperbolehkan sesuai dengan UU KIP (Keterbukaan Informasi Publik) bisa terpublikasikan.

Trik-trik agar kerja berhasil
Dalam rangkat memanajemen SDM diinternal pada awal menjabat menjadi Camat Mirit ini sudah merasacukup mempunyai modal yangberharga untuk mengemban amanah jadi camat. Salah satunya adalah modal mengenal jaringan tim yang akan diajak kerjasama. Kebetulan sekali ketika ditugaskan di Kecamatan Mirit, beliau sudah mengenal banyak personalnya karena banyak pegawai di Kecamatan Mirit itu merupakan teman lama dari beliau yang dulu sering ketemu dan saling berkoordinasi di tingkat Kabupaten Kebumen, dengan membawa tugas masing-masing dari kecamatan yang diwakili. Dengan demikian koordinasi birokrasi untuk saling bekerjasama sebagai sebuah tim dalam mewujudkan visi misinya sebagai camat lebih mudah.

Ketika ditanya soal kendala berat apa yang dihadapi saat menjabat sebagai Camat Mirit beliau tidak memandang tidak ada persoalan yang berat. Karena berbagai persoalan dan kendala yang dihadapi Kecamatan itu dahulunya masih hanya bersifat sendiri-sendiri maka membutuh manajemen SDM yang bagus diinternal kecamatan. Agar tugas-tugas bisa dijalankan sesuai poksi dan Jabatannya dengan baik maka dibutuhkan koordinasi. Nah ketika intensitas koordinasi itu terus dilakukan tentu permasalahan-permasalahan yang ada bisa dicarikan solusinya bersama-sama. Trik-trik yang bisa dilakukan adalah menguatkan kinerja perangkat itu sebagai satu tim itu terus didorong dan harus ditingkatkan.  Jadi jangan memandang bahwa ketika mengerjakan tugas itu bukan hanya terbatas pada statusnya perangkat menjadi apa. Tapi kita juga harus bisa melihat dan ikut membantu pekerjaan apa yang bisa diselesaikan secara individu dan bersama-sama sebagai sebuah tim di Kecamatan.

Langkah kedua yang diambil untuk mendukung kesuksesan kinerjanya Pak Ngaisom, secara pribadi beliau sering masuk dan siaturohmi dilapangan dengan para tokoh-tokoh masyarakat dan juga ormas-ormas. Dari media tersebut bisa terjadi saling silaturohmi, bisa mengakses usulan, menemukan berbagai persoalan dan keluhan masyarakat ada diwilayahnya yang butuh segera dicarikan solusi.Dengan media tersebut juga bisa juga mendapatkan saran-saran yang bisa dibuatkan tindaklanjut dalam membuat kebijakan dalam menjalankan tugasnya. Bisa urun rembuk langsung ketika ada persoalan yang bisa ditangani segera.Dengan demikian terjadi kerjasama dengan berbagai pihak diluar kalangan pemerintah untukbisa memajukan Kecamatan Mirit.
Sedang langkah ketiga diinternal Pemerintah Kecamatan sendiri Pak Ngaisom sebagai camat berusaha dalam mengambil kebijakan itu tidak memonopoli oleh beliau sendiri. Beliau memberikan ruang kepada pegawai yang lain untuk bisa berkontribusi dalam memberikan kebijakan-kebijakan yang seharusnya diambil oleh pihak kecamatan. Dengan begitu bisa saling melihat kelebihan dan kekurangannya sebagai sebuah tim bukan hanya seolah kerja hanya milik camat saja.

Untuk kinerja dengan Desa-desa, Pak Ngaisom pada awalnya berusaha menanamkan image bahwa pemerintah termasuk desa itu sebagai pelayan masyarakat.Jadi ketika berhadapan dengan masyarakat maka pemerintah berusaha memberikan pelayanan secara maksimal sesuai yang dibutuhkan masyarakat.Jadi image tentang dulu pemerintah sebagai penguasa itu harus diubah.

Kemudian tentang berbagai hal yang dilakukan di desa agar bisa berjalan sinergis dengan desa maka kecamatan harus bisa mengkoordinir desa agar berjalan sesuai dengan visi misi kecamatan.Jadi kecamatan juga harus bisa memilah mana yang seharusnya tidak boleh dilakukan oleh desa dan mana yang seharusnya boleh dilakukan desa yang sejalan dengan kecamatan. Dimana sebenarnya antara desa dan kecamatan itu ada satu sama lain saling membutuhkan.

Upaya meningkatkan kapasitas SDM
Untuk meningkatkan kapasitas SDM ditingkat kecamatan maka Camat Mirit ini jika Kecamatan Mirit mendapat undangan untuk kegiatan yang menujang peningkatan SDM makaundangan tidak dilewatkan begitu saja. Beliau berusaha mendelegasikan siapa yang bisa didelegasikan.Misalnya sering mengirimkan para pegawainya untuk ikut training-training, seminar, diskusi yang dilakukan oleh berbagai pihak yang mengundang. Baik dari kalangan pemerintah Kabupaten, Provinsi, Nasional maupun pihak lain yang mengundang misalnya LSM, Universitas, Ormas dan yang lainnya.

Ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kapasitas para pegawainya.Jadi yang namanya undangan itu jangan disepelekan dan dilewatkan.Disamping itu para pegawai kecamatan maupun perangkat desa juga didorong untuk belajar via internet karena saat ini banyak sekali informasi, materi, peraturan-peraturan, kebijakan yang terbaru berkaitan dengan pembangunan sudah bisa ditemukan diinternet.

Langkah yang ketiga yang dilakukan Camat Mirituntuk meningkatkan SDM antara lain mendorong pegawainya di kecamatan maupun di desa untuk melanjutkan menuntut ilmu dalam pendidikan formal. Misalnya yang belum lulus SMA didorong untuk ikut kejar paket C agar bisa lulus SMA.Pegawai yang hanya lulus SMA atau sederajat didorong untuk kuliah lagi mengambil S1.Era saat ini kemajuan teknologi semakin canggih tentu juga harus diimbangi dengan kapasitas indvidu agar tidak ketinggalan zaman dalam memberi pelayanan terhadap masyarakat.Adanya berbagai alat teknologi yang tidak lepas dari kerjaaan pegawai maka juga dituntut untuk mempelajarinya.

Kalau peningkatan kapasitas untuk pegawai desa-desa dan masyarakat biasanya kecamatan yang memfasilitasi sebagai fasilitator atau pemateri atau mencarikan pemateri. Kegiatan-kegiatan biasanya dlakukan oleh beberapa desa jadi satu kegiatan dengan saling beriuran antar desa.Bukannya kecamatan tidak mau mengeluarkan anggaran untuk kegiatan tersebut tapi memang anggaran di Kecamatan juga terbatas dan sudah digunakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan di kecamatan. Pelatihan antar desa itu cukup efektif dilakukan terlebih saat ini sudah ada anggaran dari dana desa yang jumlahnya cukup besar.

Dalam menyelenggarakan pelayanan publik di Kecamatan Mirit sepanjang kepemimpinannya Pak Ngaisom memang belum ada pihak dari lembaga swasta yang mengajak kerjasama.Kebanyakan kegiatan terkait dengan pelayanan publik masih lebih banyak dilakukan dari kalangan pemerintah sendiri dan kerjasama dengan stakeholder yang ada di Kecamatan Mirit sendiri. Meskipun demikian Kecamatan Mirit juga cukup membuka diri jika ada pihak ketiga yang mau bekerjasama untuk bersama-sama membangun bangsa ini.

OLeh : Sulatri.S.Sos
(PD Kec.Mirit Kebumen, Pemerhati Kebijakan Publik)


1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (2 votes, average: 3.00 out of 5)
Loading...

FavoriteLoadingFavorit

Tentang penulis

Sulatri Sulatri

Sulatri merupakan alumni UNS Jurusan Ilmu Komunikasi angkatan 00. lebih lengkapnya lihat: latrinews.blogspot.com